Sejak awal perkenalan aku udah ngenalin diri sebagai top, entah secara insting atau apa, kebetulan kenalanku selama ini emang bottom.
Baru kali ini aku kenalan sama mario, dia vers, berbadan sawo matang, lebih berotot dariku.
Pertemuan pertama kami di sebuah kedai kopi, perbincangan yang mengalir, hingga dia menawariku mampir ke kos kosannya suatu saat nanti.
Anehnya, justru aku yang pertama ngajakin dia fun.
"Pengen gak?"
Tak teralu banyak pertimbangan selain usia kami yang sama-sama matang, over 25 y.o.
Tentu setelah perlengkapan pengamanan kami kenakan, aku memainkan roleku sebagai top.
Tak terlalu sulit menjebol lubang mario yang sudah cukup longgar, namun dia sepertinya tak terlalu menikmati permainanku karena terus memberi aba-aba.
"Agak deket.... genjotnya cepetin.... tanganku jangan gitu .... bla bla bla..."
Aku emang top, tapi kadang aku sadar kalau gak terlalu bisa memainkan peran ini dengan baik di atas ranjang.
Sampai aku keluar dan mario tampak tersenyum getir.
"Gak bilang bilang kalau mau keluar bro, kan bisa dicabut dulu biar lama," responnya.
- 00-
Seminggu kemudian mario ngajak having fun lagi, dan entah kenapa aku udah insecure setelah having fun pertama.
"Yodah gue yang jadi topnya," tawar mario.
Aku agak ragu karena selama ini tak pernah jadi bottom, dan juga ada rasa takut kalau itu akan sangat sakit.
"Santai aja," lanjutnya.
Aku datang ke kos mario dan melakukan adegan itu lagi. Mario merebahkan tubuhku di ranjang, badannya yang lebih berotot membuatnya mampu dengan mudah mengunci badanku.
Kami berciuman mesra, pagutan hangat dari bibir dan lidah mario membuatku tegang maksimal, tangannya juga meraba area dada dan lenganku, sambil pelan-pelan melucuti kemejaku.
Jari jemarinya kemudian memelintir kedua putingku dengan lihai, geli geli nikmat hingga aku mendesah tak karuan.
Lalu ia angkat kedua kakiku, ia tumpu dengan kedua pahanya, posisiku kini mengangkang, mario memegang lututku dan melebarkannya ke samping.
"Biar lubang lu kebuka maksimal," jelasnya.
Dia kemudian melepas kaos ketatnya, dan matanya menatap ke arahku.
"Liatin badanku, dari wajah, dada, perut, lengan," jelasnya sambil memandu tanganku membelai lengannya yang keras.
Posisi kakiku masih mengangkang, dan mario kemudian mengendus mesra area leher, lengan dan dadaku.
Rasanya geli dan gemetar, kedua tangannya kemudian memelintir putingku. Penisku pun tegang maksimal dan hanya kenikmatan yang kurasakan.
"Masukin ya, kamu harus rileks, biarin masuk maksimal, terima aku," bisiknya.
Mario menyarungkan kondom di penisnya, lalu melumuri lubangku dengan pelumas. Jari jemarinya masuk pelan, satu, dua jari dan itu sedikit membuatku shock.
"Rileks, jangan ngewalan, santai aja, santai ....," pintanya.
Aku memejamkan mata, sembari mario menghisap putingku. Enak banget suerrr..
Aku rasakan sesuatu maju mundur di dalam lubangku dan melihat kedua tangan mario sedang memelintir putingku.
Aku tak sadar jika penis mario telah masuk dan itu tak menyakitiku, bahkan makin lama membuatku nyaman.
"Rileks ... nikmati aja," ucapnya.
Arrrhh....arghhh... sloop...sloooppp... slooopppp... enak banget anjiirrr...
Kayak ada suatu yang ditekan dari dalam dan itu memberikan sensasi tersendiri, tiap kali titik itu tergesek penisku langsung bergetar dan itu enak banget.
Mario terus melakukan perannya sebagai top sampai aku mendesah tak karuan, ada sesuatu yang terdorong dan kulihat cairan putih meluber dari penisku.
Apakah itu sperma? Penisku ngeluarin sperma meski gak disentuh sama sekali, dan itu terjadi beberapa kali.
Aku hanya pasrah menikmati hal ini. Mario kemudian mencabut penisnya, entah apa yang dia lakukan, dia masukan lagi dan menggenjot lebih intens, sampai dia melenguh panjang.
Aku merasakan sesuatu yang hangat di dalam perutku. Mario menciumiku dan kemudian mencabut penisnya, lubangku terasa lengket.
Cairan putih pelan keluar dan astagaha ....
"Tadi kamu gak pake kondom ya?" tanyaku ketakutan.
"Pas mau keluar aja kok gue lepas, santai aja, gak enak kalau ngecrot ketahan kondom itu," jawabnya.
"Bukan gitu mar, tapi ..."
"Lu ngira gue nularin penyakit?"
"Bukan bukan gitu, tapi ... arghh..."
- 00-
Pengalamanku jadi boti dari seorang vers memang sangat enak dan menyenangkan, tapi gak tau kenapa ada rasa takut setelah itu. Apalagi pas tau ternyata mario ngecrotin di dalam tanpa kondom.
Jujur aku takut tertular HIV kayak lainnya, kan udah banyak anak-anak pelangi yang mati muda karena HIV AIDS yang gak tertolong.
Setelah kejadian itu, ada rasa ingin lagi, tapi lebih dominan rasa takut yang aku alami. Kapan-kapan aku berencana test VCT untuk memastikan kondisiku
By fadel
0 Komentar