Bayaran pertamaku dari open b.o - cerpen pelangi


Dia tidak memedulikan kondisiku dan terus menggenjot sambil mengunci kedua tanganku.

"Kan udah aku bayar, kamu harus nurut," paksanya sambil terus menggenjot liang duburku.

-00-

Aku memasuki kamar anggrek, tempat kami janjian. Di atas ranjang, sebelum adegan dimulai, dia mengirimkan sejumlah uang ke dompet digitalku.

"Oke ya," ucapnya.

Aku mengangguk pelan.

Dia memintaku menjamah tubuhnya dari atas sampai bawah, mengendus leher, puting, perut sampai menghisap penis.

Semua aku lakukan, karena aku memang dibayar untuk ini. Meskipun sedikit ada rasa disguisting, apalagi bau badannya yang sejenak bikin aku mau muntah.

Berikutnya dia menjamah seluruh tubuhku, aku berusaha mendesah sekadar untuk menyenangkannya. Sampai pada posisi aku harus nungging dan dia memasukkan penisnya ke liang duburku.

"Argghhh...," jeritku.

Sakit sekali, padahal baru sampai permukaan, aku mencoba menahan perutnya tapi tanganku justru ditampiknya dan itu membuatku tersungkur di ranjang.

"Kan udah aku bayar, nurut lah," bisiknya.

Tapi aku tak bisa menampik rasa sakit, sampai badanku kelojotan bukan karena enak, tapi sakitnya bukan main, rasanya panas banget.

Sampai penisnya masuk dan sesekali aku rasakan sundulan yang membuat perutku bereaksi, tapi lama kelamaan ada rasa perih. Tapi dia tetap menggenjotku tanpa ampun.

Dia bahkan keenakan genjot aku sambil menjambak rambutku, sakit anjiiir. Tapi mau gimana lagi, aku emang dibayar untuk ini.

Lalu dia melepas penisnya dan aku sedikit lega. Semoga aja dia udah keluar dan persetubuhan ini bisa diakhirnya.

Ternyata belum, dia memintaku telentang dan kita menggunakan gaya biasa, tapi tanganku reflek menahan perutnya tapi lagi-lagi dia tepis dan mengunci tanganku.

"Kan udah aku bayar, kamar juga aku yang bayar," tegasnya.

Aku mengerang kesakitan, tapi dia tak mau tahu, dan lagipula erangan sakit dan nikmat itu beda-beda tipis. Sampai kurasakan denyutan di dalam liang duburku.

Dia udah keluar, lalu mencabut penisnya dan tiduran di sampingku.

-00-

"Kamu kenapa?" tanya mama.

Setelah diewe kemaren lubangku sakit sekali, dibuat gerak aja sakit, itu mempengaruhi cara berjalanku.

Meski udah kuoles lidah buaya, rasa perihnya masih terasa, sepertinya ada yang luka di bagian lubang anusku, entah di bagian luar/bibir atau di dalam, atau malah dua-duanya.

Hari ketiga setelah diewe, aku buang air besar dan rasanya sakit banget, sampai erangan sakitku terdengar.

"Kamu sakit ya? Habis jatuh?" tanya mama.

"Iya nih ma, kepleset," jawabku bohong.

"Ada yang luka? Kok sampai jalanmu gitu?"

"Iya dikit, ah tapi ntar sembuh sendiri kok."

-00-

Malam ini aku merenung, apa sih yang udah aku lakuin? Gaya-gayaan open b.o, dapet duitnya gak seberapa tapi sakitnya minta ampun.

Lagipula, aku udah kehilangan keperjakaan, shit. Cuma pengen dapet uang tambahan buat beli hp, gue rela kayak gini.

Gue ngerasa nyesel banget ngelakuin ini, ngerasa dosa, ngerasa kotor, ngerasa jijik sama aku sendiri yang mau-maunya disetubuhi om-om gendut dengan bau badan kayak gitu.

Cuk, tiba-tiba aku pengen nangis, nyesel banget sumpah, nyesel. Mama pasti kecewa banget kalau tahu anaknya kayak gini.

By Edo.

Posting Komentar

0 Komentar