Tanpa berkabar adiel tiba-tiba mengetuk pintu kamar dan memelukku.
"Surprize," ujaranya.
Tubuhku terdorong dan terjatuh di kasur.
"Kok gak kabar-kabar sih?" protesku.
"Kan mau kasih kejutan buat kamu," jawabku.
Separuh tubuhku masih terbaring di kasur dengan kaki tertekuk.
Adiel berlari ke belakang menutup pintu, dan kembali dengan cepat. Dia memegang resleting celanaku.
"Eh mau ngapain?" sanggahku.
"Kangen."
Tanpa seijinku dia membukanya, dan menyibak sempak hitamku. Aku tak bisa berbuat banyak selain hanya pasrah.
Dia menciumi dan menjilat pelan, perlahan penisku pun tegang.
Dia sangat bernafsu melumatnya hingga penisku basah air liurnya. Posisiku masih belum beranjak.
Adiel memelorotkan celanaku dan tangannya mulai meraba ke atas, menyibak sebagian kaos yang kukenakan dan tiittt... jari jemarinya yang lihai mulai memainkan putingku.
"Anjjiirrrr," ucapku lirih sambil mendesah pelan.
Penisku maju mundur di dalam rongga mulut adiel dan kedua putingku digesek geseknya.
Aku tak kuasa menahan perlakukan ini dan, croot... spermaku pun keluar. Inilah yang menjadi favorit adiel.
"Kok dikit keluarnya?" protes adiel.
Badanku lemas, aku baru saja mandi dan apakah setelah ini harus mandi lagi?
- 00-
Mungkin 3 jam sebelum kedatangan adiel, boni baru saja selesai bebersih badan.
Boni kuundang datang ke kamarku dan tak menyangka jika kami akan melakukan adegan dewasa.
Aku mensetubuhi boni cukup lama, sampai pada puncaknya aku cabut penis dan lepas kondom lalu memuntahkan di wajahnya.
"Banyak banget bro," responnya.
Rasa lelah pun muncul lalu boni mandi duluan, setelahnya dia pamit pulang karena ada agenda.
Aku pun gantian mandi dan berencana mau cari makan. Ternyata banyak kalori terbakar saat menjamah boni dan melepaskan sperma penuh di wajahnya.
Setelah berdandan rapi aku dikejutkan oleh kedatangan adiel dan harus melayani keinginannya. Badanku pun lemas seketika.
"Baru coli kamu ya, kok keluarnya dikit?" tanya adiel.
"Udahlah, beliin gue makanan gih, laper," sahutku.
Dia pun pergi keluar mencari makanan.
Adiel dan boni hanya teman, kami tak ada hubungan khusus, kami pun kenal di aplikasi pelangi, tapi entah kenapa kami bisa sebegitu mudah melakukan hubungan intim.
Malam harinya, sebelum tidur, adiel mencolek lenganku dan itu isyarat yang sudah kami pahami.
"Capek aku."
"Kok gitu sih, kita kan jarang ketemu, lusa aku dah balik lagi."
Dengan sisa-sisa tenaga aku genjot adiel dan dia begitu manja, mendesah lirih sambil membelai lengan, wajah dan dadaku.
Apakah masih ada sisa sperma untuk ku keluarkan di perutnya?
By rama
0 Komentar