Dua kamar mandi sekolah sedang diperbaiki, sementara jam berikutnya akan segera dimulai.
Kamar mandi yang tersedia penuh semua, aku dan Fandi adalah dua mahluk terakhir yang antri.
Seseorang keluar dan langkah kami beranjak bersamaan untuk masuk.
"Kamu dulu aja," aku mempersilahkan.
"Gakpapa kamu dulu aja," balas Fandi.
Tapi jam pelajaran berikutnya mau mulai. Semua anak sudah kembali ke kelas.
"Berengan aja kalo gitu," ajak Fandi sambil menarik tanganku masuk ke dalam.
"Kan sama-sama cowoknya," lanjutnya.
Kami masuk ke dalam kamar mandi yang sama. Fandi menutup pintu, menyampirkan handuk kecil, lalu membuka kaos olahraganya.
"Mau mandi?" tanyaku.
"Iya emang lu enggak. Keringetan gini gak enak kalo gak mandi, gak konsen di kelas entar," jawab Fandi.
Fandi membuka kaosnya yang basah oleh keringat. Meski gitu, bau wangi menguar. Bau Parfum di tubuhnya menyatu dengan keringat di tubuhnya.
Aku pun melakukan hal yang sama, membuka kaos dan mengaitkannya di cantolan dekat pintu.
Fandi membuka celana trainingnya. Kulihat ia mengenakan celana dalam merk crocodile. Aku jadi fokus ke bagian yang menonjol. Lalu, ia buka celana dalamnya, dan ... Fandi telanjang di hadapanku.
"Kok belum dibuka? Gue mau mandi nih ntar celana lu kecipratan air," jelasnya.
Agak grogi langsung aku membuka celana training beserta celana dalamnya langsung. Tetapi, burungku tegang banget. Langsung aku membalik.
Fandi membasahi tubuhnya dengan 3-5 gayung lalu menyerahkan gayung itu padaku. Dia sibuk membersihkan dirinya dengan sabun. Tetapi kulihat penisnya gak tegang, posisi rileks. Beda denganku. Melihatnya saja penisku tegang banget gak terkontrol.
"Lah, gak mandi?" tanyanya.
Aku tergeragab, Fandi bergeser ke posisiku agar aku bergeser ke posisinya untuk mengambil air. Dia masih sibuk menggosok bagian-bagian tubuhnya, sementara aku kikuk menutupi penisku yang tegang.
Agar tak terlihat, akupun berdiri membelakanginya. Tiba-tiba Fandi memegang pundakku, entah kenapa aku jadi degdegan.
"Gayungnya sini bro, mata gue keburu pedes nih."
Oh, ternyata dia cuma mau minta gayung karena ia wajahnya sudah ia gosok2 dengan sabun. Dengan mata terpejam Fandi merebut gayung dari tanganku dan membilas tubuhnya. Pandanganku tetap terfokus pada tytydnya yang sepertinya agak menegang.
"Bagus ya."
"Apanya?"
Eh... duh aku keceplosan.
"Ehm... maksudnya... e ... ini gayungnya bagus," jawabku sekenanya.
Fandi terlihat bingung sambil melihati gayung, lalu menyerahkannya lagi padaku.
Ia mengambil handuk dan mengeringkan tubuhnya. Aku lekas2 menyelesaikan mandiku juga.
###
Di kelas, sebenarnya interaksiku dengan Fandi ya biasa aja. Gak terlalu soulmate banget. Fandi pun duduk di kursi belakang, aku di baris tengah.
Di antara siswa cowok di kelas, Fandi mungkin paling manly dilihat dari postur tubuhnya yang atletis. Dia anak taekwondo.
Namun Fandi punya pacar anak kelas sebelah, Hani namanya. Mereka dikenal sebagai pasangan paling sweet di sekolah.
Hmm... beruntung banget ya si hani punya cowok kayak fandi. Kira-kira dia udah pernah liat belum ya titid cowoknya. Duh kan, aku jadi kepikiran terus titidnya, pengen liat lagi.
By ezra
0 Komentar