By ikmal
Bibir kami saling berpagut, ia mendorong pelan tubuhku sampai bersandar di tembak. Dikuncilah kedua tanganku dan bibirnya leluasa menjamah bibirku.
Padahal, aku baru sampai di kosnya. Sambutan yang tak terduga. Tubuhku yang lebih kecil tandas dalam peluknya, lidahnya dengan lincah memainkan putingku.
"Argghhh....," desahku.
Aku pasrah keenakan sambil menjambak lembut rambutnya. Aku sangat menikmati ini, meski sekarang kami LDR.
-00-
"Aku dipindahkan ke luar kota," ucapnya suatu ketika, saat kami sedang makan malam.
"Ha?"
Aku sedih mendengar itu, tapi dia memastikan bahwa semua akan berjalan baik-baik saja.
"Kita LDR," keluhku.
"Kita masih bertemu 2 minggu sekali, kan?"
Akhirnya kita jalani itu, tiap 2 minggu sekali kita berjanji untuk bertemu di akhir pekan. Kadang aku ke tempatnya, kadang dia ke tempatku.
Biasanya, kami bisa bertemu hampir tiap hari. Hmm..
Aku membayangkan LDR itu berat, apalagi banyaknya kasus perselingkuhan karena jarak membatasi kami.
"Kamu gak perlu khawatir, yang gak LDR an banyak kok yang selingkuh," jelasnya.
"Tapi apa kamu kuat?" tanyaku.
Dia memegang tangan lalu memelukku.
-00-
Ini senin kedua setelah dia pindah kerja, 6 hari lagi kami akan bertemu. Entah kenapa aku selalu senang mengingat hari itu.
Hal yang tak kurasakan saat kami masih bisa dengan mudah bertemu. Aneh memang, tapi pelan-pelan aku justru menikmati hubungan jarak jauh ini.
Pertemuan sederhana kami jadi terasa begitu mewah.
Di dalam KRL, aku menikmati setiap perjalanan, suara trem atau announcer yang mengumumkan jika KRL telah memasuki stasiun A, B, C.
Perjalanan menemui kekasih memang menyenangkan ya.
-00-
Ojol mengantarku tepat di area kosnya. Dia berdiri di atas balkon dan melambaikan tangan, baru 2 minggu kami tak bertemu, rasanya seperti udah lama banget.
Aku membawakan Roti O kesukaannya. Ini hari sabtu, kami hanya berbincang di kamar kosnya yang kulihat sedikit lebih luas dari kosnya yang dulu.
Dia memelukku dengan mesra, meskipun aku tahu dia belum mandi, tapi rasanya tetap nyaman.
"2 minggu spremaku tertahan," bisiknya.
"Ih mesum," balasku.
Tapi aku pun juga. Tak bisa dipungkiri, gairah kami tengah memuncak, akhirnya kami pun having fun.
Hampir 2 jam kami bergelut mesra, menjelajah tubuh masing-masing, sampai badan kami banjir keringat.
"Miss you," bisikku.
Aku merasa ini pengalaman having fun paling menggairahkan sejak kami menjadi pasangan kekasih.
-00-
Minggu sore, aku harus kembali, dia mengantarku sampai stasiun.
"2 minggu lagi aku yang kesana," janjinya.
"Aku tunggu."
Meski berat, aku memasuki gerbong KRL dengan perasaan berbunga. Jadi gini ya rasanya LDR?
-00-
Sabtu pagi, pintu kosku diketuk, kubuka pelan dan tak kusangka dia sudah berada di sini, naik motor.
Dia memang biasa perjalanan jauh dengan motor, ya sebenarnya tak terlalu jauh, sekitar 90 km, mungkin perlu waktu 2-3 jam.
Saat pertemuan itu, kami tak menyusun rencana keluar. Bagi kami, berdua di dalam kamar aja udah kayak rekreasi tersendiri, mentok kami keluar cari makan.
Pagi itu, dengan penuh gairah kami having fun. Kami tak pernah merencanakan ini, semua berjalan alamiah.
Pagi itu, dia memintaku jadi top, aku menyetubuhinya hampir satu jam. Tumben, biasanya dia yang minta jadi top dan aku lebih sering jadi botnya, meskipun role kami sama-sama vers, tapi dia lebih manly secara gesture.
"Minggu ini kerjaanku banyak sekali yang, capek banget aku," akunya sambil memegang mesra tubuhku.
Aku masih terus mengoyak duburnya dengan penisku, dia begitu pasrah dan menikmati.
"Ahh... ah... enak," bisiknya sambil mendesah.
Sampai kulihat dia klimaks dan aku mencabut penisku, lalu mengecup bibir dan memeluk tubuhnya.
"Thankyu sayang," bisiknya.
-00-
Malam hari, kami keliling kota, malam mingguan gitu lah. Dulu tiap minggu, sekarang belum tentu sebulan sekali.
"Gimana rasanya LDR?" tanyanya.
"Nikmati aja lah," jawabku.
Pertemuan dengan BF yang 2 minggu sekali itu membuat gairah kami memuncak, makanya pas ketemu pasti kami making love, karena sperma kami sudah terkumpul selama 2 minggu.
0 Komentar