Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pernahkah Kamu Nafsu Pada Diri Sendiri? - Psikologi


Kamu terlahir tampan, badanmu pun juga ideal, saat ngaca kamu sangat mengagumi dirimu sendiri.

Bahkan, kamu pernah sampai nafsu dan menjadikan bayangan dirimu sebagai bahan fantasi.

-00-

Kali ini kita akan membahas soal narsisme, kata yang sangat populer beberapa tahun terakhir ini.

Narsisme pertama kali dipopulerkan oleh psikolog ternama, Sigmund Freud, untuk menjelaskan kepribadian seseorang yang mengejar pengakuan dari orang lain terhadap kekaguman dan kesombongan egoistik akan ciri pribadinya.

Istilah narsis berakar dari tokoh mitos Yunani, Narcissus. Narcissus sangat terpengaruh oleh rasa cinta akan dirinya sendiri sehingga dikutuk mencintai bayangannya sendiri di kolam. Ia tanpa sengaja menjulurkan tangannya untuk meraih refleksi dirinya tersebut hingga tenggelam.

Setiap orang memiliki sisi narsis dalam kadar yang berbeda. Kami mengulasnya menjadi beberapa kategori.

1. Common narcism

Secara umum, manusia memang selalu ingin mencari hal menarik dalam dirinya.

Dia berdandan dan mengenakan pakaian agar sesuai dengan dirinya, lebih sebagai upaya agar bisa menerima dirinya sendiri.

Itu hal biasa dan justru baik untuk kehidupan sosialnya. Dia mengagumi dirinya sendiri dalam kadar yang pas.

Tidak merasa paling oke, tapi sebisa mungkin memberikan sisi terbaik tanpa perlu merendahkan orang lain, bahkan dia mengakui kalau ada orang lain yang lebih menarik darinya.

2. Ego narcism

Kamu merasa paling oke, all about you lebih dari orang sekitarmu. Namun, kamu masih memerlukan orang lain untuk mengakui daya tarikmu.

Yaps, ego narcism memang bisa terjebak pada perilaku merendahkan orang lain.

Dia juga berpotensi melakukan kekerasan verbal maupun fisik ketika mengalami denial, dan disamakan dengan orang lain.

Dia paling keren dari semuanya, dan menolak untuk mengakui orang lain yang lebih keren darinya.

Namun, dia masih--bahkan sangat memerlukan--pengakuan dan justifikasi dari orang lain.

Semakin dipuji, dia semakin bahagia. Semisal dipuji tampan, cantik, atau dipuji bagian tubuhnya yang menarik.

3. Deep narcism

Deep narcism adalah tipe mereka yang suka show up, terutama di era sosial media.

Dia kerap kali membagikan foto saat selfie, kehidupan pribadi berupa pencapaian, ketemu orang penting dan lain sebagainya.

Deep narcism lebih berorientasi pada karir, bukan fisik. Dia selalu ingin terlihat sukses dan telah melalui pencapaian tertentu.

Bahkan dalam kondisi tertentu, demi agar pencapaian semakin tinggi, hal apapun akan dilakukan. Agak ngeri sih.

4. Self narcism

Mereka para eksibisionis masuk kategori self narcism. Ada dua perilaku "abnormal" yang biasa mereka lakukan:

Pertama, suka telanjang di depan cermin, mengagumi diri sendiri, bahkan sange pada diri sendiri.

Mereka bahkan bisa melakukan onani di depan cermin dengan melihat bagian tubuhnya sendiri.

Di era digital, kasus lainnya adalah merekam kegiatan onani atau hubungan intim dengan pasangan.

Kedua, sering memperlihatkan bagian tubuh ke hadapan publik. Tidak selalu di dunia nyata, tapi juga di dunia maya.

Semisal, mereka lebih suka mengenakan pakaian ketat yang memberikan efek ketertarikan pada yang melihatnya.

Mereka lebih suka posting foto shirtless atau kegiatan yang menunjukkan aktivitas fisiknya.

Dan hal itu sudah menjadi candu, yang ketika dia tak melakukannya serasa ada yang kurang lengkap.

Posting Komentar untuk "Pernahkah Kamu Nafsu Pada Diri Sendiri? - Psikologi"