Aku bukan tempat pembuangan pejvmu- cerpen pelangi


"Fun yok."

"Hah, kan kita baru kenal."

"Emang knp kalo baru kenal?"

-00-

Setelah tukar nomor wa, jeremi datang ke kosku. Itu pertama kami ketemu, dan kami sudah melakukan hubungan intim.

Jeremi menjamahku dengan penuh nafsu.

"Owh, kamu cute dan mulus banget  aku suka," bisiknya.

Meskipun gak sampe digenjot, tapi dia endus2 aku tanpa ampun dan area leher dan dada diendusnya sampe basah.

Setelah itu dia rapatkan pahaku dan digesekkanlah penisnya sampe spermanya meluber di perut, sebagian sampe dada dan wajah karena saking kencangnya.

Setelah itu kami rehat, jeremi pamit pulang.

-00-

Setelah melakukan itu, jeremi nyaris tak lagi menghubungiku, sampe sebulan kemudian dia wa aku lagi, basa basi menanyakan kabar.

"Ada di kos gak? Lagi pengen nih."

"Ada," balasku.

Dia pun datang ke kosku, baru masuk kamar selang beberapa detik dia langsung memelukku dari belakang.

Meraba dada, mengendus leher dan melucuti pakaiannya. Adegan itupun kembali terulang dengan ritme yang nyaris sama.

Setelah itu dia pamit pulang, sepert sebelumnya.

-00-

Itu baru jeremi, belum lagi niko dan andi yang juga kukenal dari aplikasi. Oia, itu bukan nama asli mereka.

Emang gak bisa dipungkiri kalau mereka bertiga good looking, itulah kenapa aku mau kenal lebih lanjut bahkan ketemuan.

Tapi tabit mereka bertiga gak jauh berbeda, aku cuma jadi TPS (Tempat pembuangan sperma).

Padahal aku juga pengen hal yang romantis, ngobrol asyik, sampe aku bener-bener falling in love dan melakukan itu dengan penuh penghayatan.

Kenal mereka bertiga membuatku menarik satu kesimpulan kalau cowok ganteng belum tentu bikin nyaman saat melakukan itu.

Gak ada percakapan, fore play dan perasaan sayang, cuman nafsu dan nafsu doang.

-00-

Akhirnya aku kenal zumi, dia tipe cowok kalem, stay cool dan asyik diajak ngobrol.

Pertemuan pertama kami di sebuah kafe dengan suasana yang romantis, soal penampilan dia 11:12 lah sama 3 cowok sebelumnya.

Namun zumi punya daya tarik lain, dia romantis, hangat, perhatian dan kalem. Wajah dan suaranya neduhin banget.

Dia juga gak ngebahas soal having fun sama sekali, dia malah nanya tentang kuliahku, keluarga, hobi dan segala hal tentangku.

Gua demen cowok model kayak gini.

-00-

Aku selalu berharap zumi mengutarakan perasaannya padaku dan mau jadi bfku.

Aku pengen bilang itu, tapi masa boti nembak duluan? Kan malu.

Tapi seiring waktu kami kenal, saling mesra mesraan, zumi juga tak kunjung mengutarakan itu.

Bagaimana sih perasaan zumi padaku, padahal aku udah nyaman banget sama zumi.

-00-

"Zu," sapaku lewat chat.

"Iya, kenapa?"

"Kamu gak ada keinginan buat bf an?"

"Ada sih," balasnya.

"Menurutmu aku gimana?" tanyaku memberanikan diri.

"Oke kok, kamu manis, pinter juga," pujinya.

Aku pun melambung dan memerah.

"Terus," lanjutku.

"Terus kenapa?"

"Hehehe."

"Kok ketawa?"

"Aku layak gak jadi bfmu?"

"Hmm..."

"Gak layak ya?"

"Bukannya gitu?"

"La terus gimana?"

"Kamu boti kan?"

"Iya lah."

"Aku juga."

Deg! Hah, zumi boti?

-00-

Aku tak habis pikir, padahal gesturalnya zumi itu top banget.

Tapi aku ingat-ingat lagi, sejak awal kami kenal di aplikasi kami juga gak pernah bahas role.

Zumi juga gak cantumin role di bio-nya, tapi kenapa aku nyangka dia top? Ya soalnya gesturenya, cara dia ngobrol dan perhatian sama aku kayak top sama botnya.

Aku masih gak percaya sama kenyataan ini.

"Masa sih kamu bot, gak keliatan banget lho," protesku.

"Emang, dalam relationship aku lebih kayak seme atau topnya," jawabnya.

"La terus kenapa kamu bilang bot?"

"Tapi kalo hubungan seksual aku lebih menikmati jadi bot, itu dua hal yang berbeda," jelasnya.

Wait! Zumi lebih suka diewe daripada ngewe? Sumpah aku bingung banget sama realitas ini.

"Terus kenapa kamu mau kenal sama aku?"

"Apa gak boleh?"

"Kan kamu udah tau sejak awal kalau aku bot, ini gak adil, aku udah terlanjur suka sama kamu."

"Oke, kita ambil kesepakatan," tawarnya.

"Gimana maksudnya?"

"Aku mau bf an, tp pas having fun km bisa gak jadi topnya? Itu aja."

"Hah?"

Kacau, pikiranku bener-bener kacau, kok ada sih kasus kayak gini? Kenapa dia gak jadi top secara total aja.

Aku suruh jadi top? Apa aku bisa? Aku bahkan gak yakin kalau penisku bisa nembus lubang dubur yang sempit.

Tapi aku udah beneran nyaman sama zumi, dan menurutku dia bukan tipe yang cuma ngejadiin boti sebagai TPS doang, tapi kenapa dia musti boti juga?

By alfredo

Posting Komentar

0 Komentar