Cerita-cerita di Kamar Kos Defan (Episode #3)





Punya kontol, tapi lebih suka dikontolin


"Jadi sabtu cuma ekskul doang?" tanya Defan.


Reey baru saja sampai kos Defan, dia aktif ekskul basket, lengannya terbentuk indah meski baru kelas XI.


"Aku numpang mandi dulu ya kak?"


"Oke."


  - 00-


Jendela kamar Defan sedikit terbuka, pintu terkunci rapat. Dia rebahan sambil menahan desah yang nyaris meledak.


"Arghhh... arghhhh...."


Genjotan Reey membuatnya tak bisa menyembunyikan kenikmatan duniawi. Badan slim atletis, dengan stamina seorang atlet basket.


Badan mereka bermandikan keringat. Sebelum berganti gaya, mereka istirahat sejenak.


Defan membuka jendela agak lebar, lalu menyalakan sepuntung rokok.


"Satu batang ya," ucapnya.


Reey mengangguk, dia duduk di dekat kipas angin agar keringatnya kering. Reey bukan perokok, sebagai pemain basket, dia harus menghindari merokok karena itu akan memengaruhi staminanya.


Setelah satu batang habis dihisab, mereka melanjutkannya lagi.


Defan sedikit menutup jendela, lalu berdiri membungkuk. Reey membasahi lagi penisnya yang masih terbungkus kondom dengan pelumas, lalu berjalan ke arah Defan.


Beberapa genjotan pun dia hujamkan dan penis defan bergelantungan, pada pada genjotan berikutnya penis defan mulai menegang dan dia mendapatkan titik nyaman.


"Njiirr... ah...ah..."


Sore itu, di akhir pekan, Defan takluk oleh seorang anak kelas XI SMA, dan ini bukan yang pertama. Ini kali kedua Reey memanja Defan dengan penis remajanya.


Padahal gue punya kontol, tapi kenapa dikontoling enak banget? Batin Defan sambil mendesah pelan.


Reey lalu menarik tubuh Defan dan merebahkannya di kasur. Dia telah berada di puncak. Reey menggenjot pelan sambil membekap, memeluk tubuh Defan.


Genjotannya semakin cepat dan dekapan Reey juga semakin erat, diselingi lenguhan desan panjang dan manja.


"Kak... aku keluar kak...kak..kak... ahhhh ahhhh... ahhhh..."


Defan pun memeluk badan Reey dan mengusap kepalanya, rengkuhan mesra, sambil kedua kakinya menyilang di pantat Reey yang menindihnya.


Mereka pun berciuman mesra sebelum Reey mencabut penisnya, dan tampak cairan putih mengumpul diujungnya.


  - 00-


Lubang Defan masih berdenyut, namun dia tak kuasa melihat badan Reey yang masih telanjang.


"Naikin tanganmu Reey, liatin ketiakmu," pinta Defan.


Reey mengikuti permintaan Defan yang lagi coli di depannya, tubuh mereka masih telanjang, namun penis Reey sudah layu.


Tak berapa lama lenguhan desah Defan tercurah seiring letupan cairan nikmat yang muncrat di sekitar Reey.


"Banyak banget njiir, untung di kamar mandi," celetuk Reey.


Mereka pun lalu mandi bersama, membersihkan diri. Sebelum magrib, Reey harus pulang karena dia anak mami yang tak boleh pulang malam-malam.


Baca serial lainnya KLIK DISINI

Posting Komentar

0 Komentar