"Lak, bangun..."
Jam sudah menunjukkan pukul 03.25, Fico membangunkanku, tubuhku masih melekat di ranjang, semalam kami tidur larut malam.
"Ayo cari sahur, ntar keburu imsak," lanjutnya.
Dengan langkah berat aku dan fico melangkah keluar untuk beli makanan.
"Dibungkus aja ya, makan di kamar," pintaku, saat melihat tempat duduk warung penuh, maklum, kami tinggal di gang kos-kosan.
Setelah membeli dua nasi bungkus nasi campur dan dua jeruk hangat, kami kembali ke kos. Udara pagi itu dingin sekali.
Kami makan dengan lahap, dan jam sudah menunjukkan pukul 03.55.
"Masih ada beberapa menit nih Fic, ngewek bentar yuk," ajakku.
"Apaan sih, bulan puasa juga," jawab Fico.
"Tapi kan belum mulai puasa, belum imsak," sanggahku.
"Sabar Lak, sabar... kali ini aja kita hidup yang bener."
Aku menunduk, ya kadang kalau direnungin emang lucu sih. Kami masih ngejalanin puasa, dan masih menjalin relasi sesama jenis ini, bahkan sudah melakukan hubungan badan.
***
Sehari sebelum puasa, aku dan fico udah sepakat bakal ngewek.
"Habis ini kita libur sebulan yak," bisik fico.
Tapi hari itu kami baru pulang jalan-jalan dari pantai, setiba di kamar, kami rebahan dan tertidur sampe fico membangunkanku untuk sahur.
Fico tak mau ngewek selama bulan puasa, meskipun malem hari, dia ngerasa dosanya lebih besar kalau ngelakuin itu di bulan suci.
Terakhir kali kami ngewek sekitar seminggu yang lalu, jadi seminggu itu sperma udah lumayan numpuk dan hasrat juga memuncak.
"Eh lu mau ngapain Lak?"
"Cooli lah."
"Sebelum subuh lu harus udah mandi besar lho, yakin mau mandi jam segini?"
"Duh."
"Udah gak tahan banget ya?"
Coli pas lagi puasa bisa ngebatalin puasa, sayang juga sih.
"Sabar lah Lak, tahan," ucap Fico sambil tertawa.
Kalau gitu ntar malem aja, sehabis tarawih. Dalam dua minggu ini, kami masih harus di kos untuk menyelesaikan perkuliahan dan hal administratif lainnya.
Ini pertama kalinya aku ngejalanin puasa sama BF, ngekos bareng lagi, gak kayak tahun lalu yang sendirian, sering bangun telat, gak sahur dan gak.... puasa.
By
Galaksi
0 Komentar