Dia Minta Dibecekin - Cerpen Pelangi





"Balik kapan?"


"Lusa."


"Hang out yuk sebelum kamu balik," ajakku.


  - 00-


Rio ada, tante?


Tante lika langsung mempersilahkanku masuk.


"Dia di kamar, langsung aja samperin," lanjut tente lika.


Aku bukan orang baru di keluarga rio, kami udah bertemen sejak SMP, aku pun udah biasa banget keluar masuk kamar rio.


"Sebelum lu balik aku mau ajak kamu jalan-jalan," tawarku.


"Jalan-jalan kemana sih, mager tauk," jawab rio.


Sejak lulus SMA, Rio diterima kuliah di luar kota. Kampusnya sekarang berjarak sekitar 600km, jadi dia belum tentu pulang sebulan sekali.


Ajakanku keliling kota sepertinya juga bukan hal menarik baginya, kota ini udah terlalu biasa buatnya, dan tentu buatku.


"Becekin," bisiknya.


"Ha?"


"Mau gak?"


"Tapi ..."


"Itu ada pengaman dan pelumas," potong rio.


Orang-orang mungkin hanya mengenal kami sahabat dekat, sejak SMP, namun sebenarnya kami beda role. Aku pure top, dan rio vers.


Namun dihadapan seorang top, vers adalah wujud lain dari boti.


  - 00-


"Jadi kamu mau bilang kalo lagi sange?" godaku.


"Bacot ah."


Rio mendesah manja, penisku yang terbungkus kondom sejak 30 menit yang lalu membelai dinding dubur bagian dalamnya.


Sesekali menyentuh tombol prostatnya.


"Enak anjjiirrr," desah rio.


Area lubang belakang rio basah becek oleh pelumas, dia selalu suka full pelumas agar tiap gesekan bisa dia nikmati.


Setelah agak panas lubang rio menjepit kuat penisku.


"Kenapa dijepit?"


"Gue ngecrot, lu gak liat."


Ternyata rio ngecrot. Dia bisa beberapa kali ngecrot pas aku genjot, tapi bukan ngecrot full, cuma cairan putih yg keluar karena titik prostatnya kegesek.


Tiap kali itu terjadi, jepitannya menguat. Aku sampe hafal.


  - 00-


Lalu apa hubungan kami berdua? Kami cuma sebatas teman, tapi ya gitu, kami udah beberapa kali ngewe apalagi habis nonton bokep.


Entah gimana kami bisa punya relasi kayak gini, seingatku pertama kali kami ngewe ya pas kelas 2 SMA. Setelah itu hampir gak kehitung, udah berapa banyak kami ngelakuin ini.


Kadang juga cuma coli, kadang 69 atau rio ngemut kontolku semaleman. Selain itu ya kami berhubungan seksual layaknya suami istri.


"Kontolmu enak banget njiiirr," puji rio.


Aku cuma tersenyum, sebelum dia bilang kayak gitu, dulu dia pernah kesakitan banget pas awal-awal lubangnya gue masukin.


Sekarang dia bisa bilang kayak gitu, mungkin karena udah terbiasa.


"Kamu jangan gonta ganti kontol, belum tentu cocok, cukup kontolku aja," ucapku.


"Apaan sih njiirr."


Kami saling membalas senyum.


"Mau ciuman?" tawarku.


"Apaan sih lu dar."


"Dipikir-pikir kita gak pernah ciuman bibir tiap kali ngewek."


"Udahlah gak usah. Ciuman itu cuma buat pasangan kekasih."


"Kita cuma temen sih."


Tawa kami pun pecah. Aku mencabut penis yang udah mulai layu karena udah ngecroot di dalam lubang rio.


Kami saling membersihkan diri pake tisu. Begitupun rio yang mengambil cukup banyak tisu buat ngebersihin sekitar lubang anusnya.


By darren





Posting Komentar

0 Komentar