"Atau faktor keturunan?" tanya Dimas.
"Aku aja gak pernah lihat punya bapakku."
"Masa sih, di rumah gak pernah liat?"
"Ya pernah sekilas pas habis mandi tapi kan posisi gak lagi tegang."
"Berarti kamu pake pembesar kontol? Kasih info lah."
Tak kusangka, Dimas sangat penasaran terkait topik-topik seksualitas.
"Buat apa? Punyamu udah lumayan lah."
"Tapi punyamu lebih gede."
"Ukuran gak terlalu ngaruh, istrimu hepi hepi aja kan?"
"Tapi kalau bisa lebih gede lagi kan makin pede bro."
Lagi-lagi kami tertawa ngakak.
"Ayo bro apa tipsnya?" desak Dimas.
Aku pun akhirnya bercerita, jika sejak usia 16 tahun aku pake bio herbal oil, tiap sebelum tidur aku lakukan pemijatan, sampe umur 17 tahun berarti selama setahun aku pake itu.
"Emang manjur ya?"
"Tapi kan kak Dimas udah umur 21, fase akhir masa pertumbuhan," jawabku.
"Emang kenapa?"
"Treatment pembesaran penis gitu efektifnya di masa pertumbuhan, khusus pembesaran penis ya maksimal 18 tahun."
"Terlambat berarti ya."
"Lagian ngapain sih fokus ukuran, kan durasi juga penting."
"Iya juga sih."
"Minyak pembesar penis gitu sebenarnya juga punya efek menambah durasi."
"Kan kamu belom pernah nyocol, mana tau."
"Infonya sih gitu."
- 00-
Kamar mandi kosong satu dan kami bergegas masuk.
"Berdua aja," ajak Dimas menarik tanganku.
Di dalam dia langsung melucuti semua pakaiannya sampe telanjang bulat.
"Liat punyamu," pintanya.
"Buat apa sih."
"Udah liat, lagian kan mandi juga buka baju."
Aku pun melepas semua kolor hitamku dan kami telanjang berdua.
"Gedean punyamu kan?"
"Ya gak bisa dinilai gitu, kan belum ngaceng," sanggahku.
"Yaudah ngacengin yok."
"Ha, gimana caranya?"
"Duh gimana ya, kita kan sama-sama cowok, mana bisa sange."
Tapi, kontolku justru pelan-pelan mulai ngaceng, sampe berdiri tegak.
Dimas bengong melihatnya, dan kami saling menatap heran.
"Kok kamu ngaceng sih?"
Lanjutkan baca:
Bagian 1 KLIK DISINI
Bagian 2 KLIK DISINI
Bagian 3 KLIK DISINI
Bagian 4 KLIK DISINI
Bagian 5 KLIK DISINI
Bagian 6 KLIK DISINI
 - Kisah Pelangi){kind=link}
0 Komentar