Teman Dekatku Saat Kami Jadi Kuli Proyek (5) - Kisah Pelangi





"Ya kalau pagi aku emang sering ngaceng gini," jawabku.

"Biasanya aku juga, tapi pas bangun tidur aja," balas Dimas.

Semoga dia tak berpikir macem-macem, aku juga gak bisa ngontrol kenapa tiba-tiba kontolku ngaceng, dan malah semakin tegak menjulang.

"Njirrr punyamu gede bro, istrimu nanti pasti beruntung punya suami kayak kamu," komentar Dimas sambil melihat kontolku.

Jujur aku malah malu banget kenapa bisa ngaceng maksimal kayak gini.

Kami pun mandi seperti biasa, sikat gigi, pake sabun hingga bilasan terakhir, dan kontolku masih ngaceng.

"Masih ngaceng punyamu bro, hahaha," ledek Dimas.

  - 00-

Malamnya, seperti biasa, sebelum tidur kami terlibat perbincangan.

"Tipsnya apa bro biar bisa gampang ngaceng?" tanya Dimas.

"Pertanyaanmu aneh-aneh banget, seolah aku ahli aja," jawabku.

"La buktinya tadi pagi pas mandi aja kamu bisa ngaceng gitu."

"Itu biasa lah, kamu pas lagi coli di sungai kemaren kan juga ngaceng."

"Itu beda bro, pas sange berat, lagian itu harus dikocok dulu baru bisa ngaceng."

"Ya udah gitu aja."

"Maksudku gini bro, pas ngewek sama istri kadang aku juga gak langsung ngaceng, harus dirangsang dulu, kadang istri tak suruh ngemut dulu biar ngaceng."

"Ya kan itu wajar, yang penting masih bisa ngaceng kan?"

"Tapi kan kalau bisa langsung ngaceng kayak kamu tadi kan enak."

"Ah apaan sih."

"Besok coli yo bro," ajak Dimas.

"Hah?"

"Coli di sungai kayak kemaren."

"Kamu coli kok ajak-ajak sih, coli sendiri aja."

"Emang kamu gak lagi pengen coli?"

"Aku jarang coli ..."

"Aku penasaran aja, siapa yang akan crot duluan."

"Buat apa, emangnya lomba?"

Entah kenapa, Dimas akhir-akhir ini sangat penasaran soal seksual, mungkin dia merasa kalah dariku soal ukuran kontol dan wawasan yang menyertainya.

  - 00-

Pagi-pagi sekali Dimas membangunkanku, dia ngajak ke mandi di sungai padahal kamar mandi dua-duanya masih kosong.

Aku yang masih ngantuk agak terpaksa mengikutinya sambil menenteng alat mandi dan handuk.

Di sungai yang dekat batu besar, Dimas melucuti semua pakaiannya dan terlihat badan atletis dengan kontol yang masih layu.

"Ayo bro."

"Dingin kak, brrrr..." balasku.

"Ah masa gini aja dingin."

Dia mengayun ayunkan kontolnya yang masih layu agar cepat tegang, sambil mengocok.

Dua rimpang lidah buaya sudah dipetiknya dan satunya dilempar padaku.

"Ayo."

Kontolku sudah tegang saat melihat dia telanjang, dan aku pun melucuti semua pakaianku.

Saat sempak kulepas, kontol perkasaku sudah keras dan kokoh, hanya tinggal dikocok.

"Buset kamu udah ngaceng sampe maksimal gitu."

"Cepet ngacengin kak, aku tinggal kocok terus crot aja ini."

Dimas berusaha ngecengin kontolnya dan akhirnya berhasil.

"Ngocok di sana aja bro," ajaknya.

"Kenapa gak di sungai aja?"

"Aku pengen liat banyakan mana pejuhku sama pejuhmu."

Akhirnya kami ngocok di atas batu yang agak terhampar. Kontol kami udah ngaceng maksimal.

Lanjutkan baca:
Bagian 1 KLIK DISINI
Bagian 2 KLIK DISINI
Bagian 3 KLIK DISINI
Bagian 4 KLIK DISINI
Bagian 5 KLIK DISINI
Bagian 6 KLIK DISINI

Posting Komentar

0 Komentar