Noeru, Anak SMA yang Mengusikku | Cerita Pelangi
Sebuah Janji di Bawah Langit Kelabu
Mamiya Taishin tidak pernah menyangka hidupnya yang teratur akan terguncang oleh seorang remaja.
Sebagai seorang jurnalis, hidupnya penuh tenggat waktu dan wawancara, semua berjalan lurus, tanpa liku.
Namun, hari itu berbeda. Hari ketika ia bertemu Noeru Kisaragi, seorang siswa SMA dengan senyum setengah mengejek dan mata yang penuh rahasia.
"Noeru Kisaragi, kan?" Mamiya menyodorkan tangan, mencoba memulai wawancara dengan nada profesional.
Noeru menatapnya, bibirnya melengkung menjadi senyum kecil.
"Apa yang ingin kau tahu, Mamiya-san? Tentang aku, atau tentang sesuatu yang lebih menarik?"
Mamiya tertegun. Anak ini tidak seperti siapa pun yang pernah ia temui—kasual, penuh teka-teki, tetapi ada sesuatu di balik senyumnya yang membuat Mamiya merasa perlu menggali lebih dalam.
---
Hari itu menjadi awal dari pertemuan-pertemuan berikutnya.
Wawancara berubah menjadi percakapan panjang yang melampaui pekerjaan Mamiya.
Di kafe kecil tempat mereka biasa bertemu, Noeru mulai membuka lapisan-lapisan dirinya.
Ia menceritakan masa kecilnya yang penuh luka, tentang orang-orang yang seharusnya mencintainya tapi malah meninggalkannya.
Namun, setiap kali cerita itu menjadi terlalu menyakitkan, Noeru akan menyelipkan lelucon, seolah ingin menutupi rasa sakitnya.
"Kau selalu mencoba terlihat kuat," kata Mamiya suatu malam, saat mereka duduk di bangku taman. "Tapi aku tahu kau terluka."
Noeru terdiam, menatap bintang-bintang di atas mereka.
"Aku tidak punya pilihan, Mamiya-san. Dunia ini tidak menyukai orang-orang seperti aku. Jadi, aku belajar untuk bertahan."
Mamiya ingin menghapus rasa sakit itu, tetapi ia tahu ia tidak bisa.
Ia hanya bisa menjadi tempat berlindung bagi Noeru, meski hanya sementara.
---
Hubungan mereka berkembang. Mamiya, yang sebelumnya hidup dalam batasan-batasan yang ia buat sendiri, mulai merasakan sesuatu yang baru—rasa ingin melindungi, rasa ingin mencintai.
Noeru, dengan segala kerapuhannya, menjadi pusat dunia Mamiya.
Namun, tidak semua orang bisa menerima hubungan mereka. Dunia luar mulai menunjukkan taringnya.
Bisikan, tatapan tajam, dan penolakan dari teman-teman Mamiya mulai menghantuinya. Noeru tahu hal ini sulit bagi Mamiya.
"Kau bisa pergi, tahu?" kata Noeru suatu malam, di bawah langit yang mendung.
"Aku tidak akan menyalahkanmu. Hidupku sudah cukup kacau tanpa menambahmu ke dalamnya."
Mamiya menatapnya, matanya penuh dengan tekad. "Aku tidak akan pergi, Noeru. Aku di sini karena aku ingin. Karena aku mencintaimu."
Untuk pertama kalinya, Noeru menangis di hadapan Mamiya.
Tidak ada lelucon, tidak ada senyum yang dipaksakan. Hanya air mata yang jujur, seperti langit yang akhirnya memuntahkan hujannya.
---
Namun, cinta saja tidak selalu cukup. Masa lalu Noeru membayangi mereka, seperti bayangan gelap yang tak mau pergi.
Suatu malam, ketika Mamiya pulang ke apartemennya, ia menemukan surat dari Noeru. Surat itu singkat, tetapi menghancurkan.
Mamiya-san, kau terlalu baik untukku. Aku tidak pantas untukmu, atau untuk cinta ini. Jangan mencariku. Aku hanya akan membuatmu terluka.
Mamiya berlari keluar, berharap bisa menemukan Noeru sebelum terlambat.
Ia mencari di taman tempat mereka biasa bertemu, di kafe kecil yang menjadi saksi cerita mereka.
Tetapi Noeru tidak ada. Yang tersisa hanyalah bayangan dan kenangan.
---
Hari-hari berlalu, lalu minggu-minggu. Mamiya kembali bekerja, tetapi hidupnya tidak pernah sama.
Setiap kali ia melihat seseorang dengan senyum setengah mengejek atau mata penuh rahasia, ia berharap itu adalah Noeru.
Tetapi ia tahu, dalam hatinya, Noeru telah pergi.
Namun, di suatu malam yang sunyi, ketika Mamiya menatap langit berbintang, ia mendengar suara Noeru dalam pikirannya, mengatakan kata-kata terakhir yang mereka bagikan:
"Aku tidak akan menyerah, Mamiya-san. Karena kau mengajariku bahwa cinta itu ada, meskipun hanya sebentar."
Dan di bawah langit kelabu itu, Mamiya berjanji pada dirinya sendiri bahwa cinta mereka, meskipun singkat, akan hidup selamanya dalam hatinya.
Posting Komentar untuk "Noeru, Anak SMA yang Mengusikku | Cerita Pelangi"