Pulang ke Pelukan | Cerita Pelangi
Di sebuah desa kecil yang dikelilingi pegunungan, Shun hidup dalam kesendirian.
Kehidupan di sini sederhana—tanpa hiruk-pikuk kota, tanpa tatapan penuh penghakiman.
Shun telah menemukan ketenangan, meskipun ada lubang besar di hatinya yang tak pernah terisi. Lubang itu bernama Nagisa.
Bertahun-tahun yang lalu, Nagisa adalah dunianya. Cinta pertama yang ia temukan di sebuah kota tepi pantai, penuh dengan janji-janji kebahagiaan yang tak tergoyahkan.
Namun, janji itu runtuh saat Nagisa memilih untuk meninggalkannya demi kehidupan yang "normal."
Shun tidak bisa menyalahkannya; dunia tidak selalu ramah pada cinta mereka. Tapi rasa sakit itu masih terasa seperti luka yang belum kering.
Hari itu, ketenangan Shun terganggu oleh suara langkah-langkah kecil di depan rumahnya.
Ketika pintu terbuka, ia melihat sosok yang familiar, dengan mata yang sama seperti bertahun-tahun lalu, tapi kini tampak lelah.
Di sampingnya, seorang anak perempuan kecil memegang tangan Nagisa.
"Shun," suara itu terdengar ragu-ragu. "Aku... butuh bantuanmu."
---
Mereka duduk di ruang tamu kecil Shun. Sora, anak perempuan Nagisa, bermain dengan seekor kucing di sudut ruangan.
Shun tidak bisa memalingkan matanya dari Nagisa. Ada begitu banyak yang ingin ia katakan—amarah, kesedihan, kerinduan—tetapi tidak ada satu pun kata yang keluar.
"Aku bercerai," kata Nagisa akhirnya, mengisi keheningan.
"Dan aku ingin membawa Sora bersamaku. Tapi itu tidak mudah."
Shun hanya diam. Di satu sisi, hatinya terluka mendengar bahwa Nagisa memilih jalan yang begitu berbeda darinya.
Di sisi lain, ia merasakan luka lama terbuka lagi, mengingatkan bahwa ia tidak pernah berhenti mencintai pria di depannya.
"Kenapa kau ke sini?" tanya Shun akhirnya, suaranya terdengar lebih dingin daripada yang ia maksudkan.
Nagisa menunduk. "Karena aku tidak tahu ke mana lagi harus pergi. Kau adalah satu-satunya orang yang... yang pernah benar-benar menerima aku apa adanya."
Shun ingin marah. Ia ingin mengusir Nagisa keluar dari rumahnya, seperti bagaimana pria itu pernah meninggalkannya.
Tapi ketika matanya bertemu dengan mata Sora, ia tidak bisa. Anak itu adalah bagian dari Nagisa, dan entah bagaimana, Shun merasa ada tempat untuk mereka berdua di hidupnya.
---
Hari-hari berlalu. Shun membantu Nagisa mengurus dokumen hak asuh Sora, meskipun itu berarti mereka harus sering berinteraksi.
Di tengah semua itu, Shun mulai melihat sisi lain dari Nagisa—sisi yang lebih dewasa, lebih bertanggung jawab.
Nagisa bukan lagi pemuda yang lari dari masalahnya, melainkan seorang ayah yang berjuang untuk anaknya.
Namun, luka lama masih ada. Suatu malam, di bawah langit berbintang, Shun akhirnya mengungkapkan perasaannya.
"Kenapa kau meninggalkan aku waktu itu?" tanyanya.
Suaranya penuh dengan rasa sakit yang selama ini ia simpan.
Nagisa terdiam. "Karena aku pengecut," jawabnya akhirnya. "Aku takut pada apa yang dunia pikirkan tentang kita. Aku pikir aku bisa menjalani kehidupan normal, tapi... aku salah. Aku kehilangan diriku sendiri, Shun. Dan aku kehilangan kamu."
Air mata menggenang di mata Shun.
"Aku tidak pernah berhenti mencintaimu, Nagisa. Tapi aku juga tidak tahu apakah aku bisa memaafkanmu."
Nagisa menatap Shun dengan penuh penyesalan.
"Aku tidak meminta untuk dimaafkan. Aku hanya ingin kau tahu bahwa aku masih mencintaimu. Dan aku ingin mencoba lagi, jika kau mau."
---
Perlahan, mereka membangun kembali hubungan mereka.
Tidak mudah, tetapi cinta sejati tidak pernah mudah. Bersama Sora, mereka mulai membentuk sesuatu yang baru—sebuah keluarga kecil yang tidak sempurna, tetapi penuh dengan cinta.
Di desa kecil itu, Shun akhirnya merasa bahwa lubang di hatinya mulai terisi.
Nagisa tidak hanya kembali; ia membawa alasan baru bagi Shun untuk percaya pada kebahagiaan. Dan kali ini, mereka berdua berjanji untuk tidak pernah menyerah, apapun yang dunia katakan.
Posting Komentar untuk "Pulang ke Pelukan | Cerita Pelangi"