Semvak yang Tertinggal di Kosku (bagian 6)
Bagian 6
Entah sudah berapa kali Arhan numpang mandi di kos Zayan setelah latihan.
Sore itu, seperti biasa, Arhan keluar dari kamar mandi hanya mengenakan handuk di pinggang.
Rambutnya masih basah, meneteskan sisa air yang segera ia keringkan dengan handuk yang sama.
Zayan, yang sedang duduk di atas kasur sambil bermain ponselnya, melirik sekilas dan tertawa kecil.
"Han, pakai baju dulu lah. Itu cuma pakai celana dalam doang, nggak nyaman gue lihatnya," celetuknya sambil menyeringai.
Arhan mengangkat bahu tanpa rasa canggung. "Lah, kenapa? Kan sama-sama cowok. Santai aja, Zay," jawabnya sambil mengeringkan rambut, tak peduli dengan komentar sahabatnya.
Zayan menggeleng pelan, senyum geli masih melekat di wajahnya.
"Iya sih, tapi tetap aja. Lagian tuh, joni kamu keliatan kecil, Han."
Komentarnya itu disertai tawa kecil yang membuat Arhan langsung berhenti mengeringkan rambut dan menatap Zayan dengan ekspresi setengah kesal.
"Apaan sih, ngehina aja kerjaan lo," ujarnya setengah menggerutu, sambil menarik handuk untuk menutupi tubuhnya lebih rapat.
Zayan hanya tertawa, merasa puas dengan reaksi sahabatnya.
"Santai, Han. Bercanda kok. Tapi serius, mending lo pakai baju biar gue nggak trauma liat beginian lagi."
Arhan, meski merasa tersindir, berjalan ke lemari Zayan untuk mengambil kaos yang biasa ia pinjam.
Namun, sebelum memakainya, ia berhenti sejenak dan menoleh ke arah Zayan. Dengan langkah santai, ia mendekati kasur dan duduk di sampingnya.
"Lihat nih, Zay," katanya sambil mengangkat lengannya, memperlihatkan otot bicepsnya yang kini tampak lebih terbentuk.
"Ini hasil nge-gym tiap hari, bro. Keren kan?"
Arhan tersenyum bangga, matanya berbinar seolah menunggu pengakuan.
Zayan menatap lengannya sekilas, lalu mengangkat alis, setengah terkesan, setengah meledek.
"Hmm, lumayan keras juga," katanya sambil meremas lengan Arhan.
"Nggak sia-sia lah kamu tiap hari bercermin di gym."
Arhan tertawa puas, merasa bangga. "Kan gue bilang juga apa. Sebentar lagi semua cewek di gym bakal ngantri buat gue."
Zayan terkekeh, lalu meliriknya dengan tatapan usil. "Cewek-cewek? Tapi kayaknya cowok-cowok juga bakal ikut ngantri, sih."
Komentar itu membuat Arhan mendengus sambil meninju pelan bahu Zayan.
"Ah, lo emang suka bikin gue minder. Tapi serius deh, gue ini calon body goals, bro," katanya sambil memperbaiki postur tubuhnya.
Zayan mengangguk sambil menahan tawa. "Iya, iya. Body goals banget. Tapi jangan lupa, body doang nggak cukup kalau otaknya nggak ikut berkembang."
Mereka berdua tertawa bersama, suasana menjadi lebih santai seperti biasa.
Namun, di dalam hati masing-masing, ada sesuatu yang perlahan tumbuh di antara candaan dan kebersamaan itu, sesuatu yang sulit mereka ungkapkan dengan kata-kata.
Posting Komentar untuk "Semvak yang Tertinggal di Kosku (bagian 6)"