Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Semvakmu Tertinggal di Kosku (bagian 2)



Bagian 2



"Han, ini sempak lo yang ketinggalan kemarin," kata Zayan sambil menyodorkan bungkusan koran dengan santai.


Arhan yang sedang menyiapkan buku-buku untuk kuliah langsung menoleh, kaget sekaligus malu.


"Hah? Lo beneran bawain? Aduh, Yan, ngapain repot-repot sih..." Arhan menggaruk kepala, matanya melirik ke bungkusan itu.


Zayan terkekeh kecil. "Ya nggak apa-apa, kan sempak itu penting. Masa gue biarin lo keluyuran tanpa sempak cadangan?" godanya, jelas-jelas memancing tawa.


"Kampret lo, Yan," Arhan meraih bungkusan itu dengan cepat dan menyelipkannya ke dalam tas tanpa banyak bicara lagi. 


Beberapa teman di kelas menoleh karena mendengar dialog mereka, tapi Arhan buru-buru mengalihkan perhatian dengan pura-pura sibuk.


Sepulang kuliah, Arhan menghampiri Zayan.


"Yan, gue anterin lo pulang, yuk. Daripada lo jalan kaki capek."


Zayan menggeleng sambil mengancingkan jaket. "Nggak usah, Han. Kos gue deket ini."


"Udah, naik aja. Gue tau lo males jalan kalau abis kelas kayak tadi," Arhan membalas.


Zayan akhirnya menyerah, melompat ke jok belakang. "Iya, iya, ngalah. Tapi mampir makan dulu, gue laper."


Di warung madura yang sederhana itu, mereka duduk berhadapan. Suasana ramai dengan suara denting sendok dan obrolan pelanggan lain.


"Yan, sorry ya. Itu kaos lo belum gue balikin. Belum sempet gue cuci." Arhan menunduk sedikit sambil menyeruput es teh.


Zayan menyendok nasi gorengnya pelan-pelan, lalu mengangkat bahu. "Santai aja, Han. Lagian gue juga jarang pake kaos itu."


"Tapi tetep aja, kan gue minjem. Ntar kalau udah gue cuci, gue balikin rapi," kata Arhan serius.


Zayan menahan tawa. "Santai aja, bro. Lo kayak utang duit aja. Lagi pula kaos itu nggak bakal kabur."


Arhan menghela napas, lega sekaligus malu. "Gue kagum sih sama lo, Yan. Lo santai banget sama hal-hal kecil kayak gini."


Zayan tertawa kecil. "Ya hidup nggak usah dibikin ribet, Han. Yang penting sempak udah balik kan? Itu lebih krusial dari kaos, bro."


Keduanya pun tertawa bareng, melupakan segala beban sejenak di tengah malam yang mulai sejuk.


Arhan mulai kerasan dan sering main ke kos Zayan.



Posting Komentar untuk "Semvakmu Tertinggal di Kosku (bagian 2)"