Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Anak Magang yang Membuka Hati Jerme | Cerita Pelangi


Di sudut Seminyak yang tenang, sebuah vila megah menghadap langsung ke pantai. 

Dindingnya dihiasi ornamen Bali yang khas, dengan jalan setapak yang melintasi taman tropis menuju pintu masuk. 

Vila ini adalah tempat belajar bagi banyak siswa SMK yang mencari pengalaman magang, Aldi salah satunya.

Seorang siswa SMK berusia 18 tahun, melangkah masuk ke vila dengan koper kecilnya. 

Kulitnya putih bersih, wajahnya terawat, dan penampilannya fashionable meski sederhana. 

Suaranya serak basah membuatnya terlihat lebih dewasa dari usianya. Tingginya 172 cm, cukup mencolok di antara staf lainnya. 

Aldi akan menghabiskan tiga bulan magang di vila ini, belajar dari Jerome, supervisor vila yang sudah empat tahun bekerja di sana.

Jerome, pria berusia 26 tahun dengan pengalaman luas di bidang hospitality, adalah orang yang dipercaya untuk membimbing anak-anak magang. 

Jabatan resminya adalah Guest Relations Manager, bertanggung jawab atas pelayanan tamu dan operasional harian. 

Ketika pertama kali melihat Aldi, hati Jerome berdesir. Aldi memiliki aura yang menarik, tetapi Jerome dengan tegas menepis pikirannya. Profesionalisme adalah segalanya.

"Selamat datang, Aldi. Mulai besok, saya akan membimbing kamu. Kalau ada apa-apa, jangan ragu untuk bertanya," ucap Jerome dengan senyum ramah.

Hari pertama berjalan lancar. Aldi belajar menyapa tamu, membantu check-in, dan bahkan melipat handuk dengan lipatan artistik. 

Ketika Jerome melihat Aldi belajar dengan cepat, rasa kagumnya semakin bertambah. 

Ia menawarkan Aldi untuk tinggal di kosnya yang luas, 5x7 meter dengan kamar mandi dalam dan dapur mini, agar Aldi bisa lebih hemat. 

Namun, Aldi menolak karena sudah terlanjur menyewa kos lain.

---

Baru di bulan kedua, Aldi menerima tawaran Jerome. 

"Kalau begitu, pindah saja, biar kamu nggak repot bolak-balik. Saya juga bisa bantu kamu belajar di luar jam kerja," ujar Jerome sambil menunjukkan senyum hangatnya.

Mereka mulai akrab. Setiap malam, Jerome dengan sabar mengajari Aldi cara melayani tamu internasional, memperbaiki kesalahan kecil, dan bahkan berbagi tips tentang dunia kerja. 

Aldi, dengan cepat, menjadi salah satu anak magang favorit Jerome. Kebersamaan mereka terasa ringan, namun penuh makna.

Namun, waktu terasa singkat. Di bulan ketiga, magang Aldi hampir berakhir. Saat mereka duduk di teras kos Jerome, suara deburan ombak terdengar dari kejauhan.

"Kamu hebat, Al. Kalau mau, setelah lulus, kamu bisa kerja di Bali. Saya akan bantu rekomendasikan kamu," ujar Jerome penuh harap.

Aldi tersenyum kecil. "Terima kasih, Mas. Tapi saya sudah janji sama pacar saya untuk kerja di IKN. Itu impian kami."

Jerome terdiam. Baru kali ini ia mendengar Aldi menyebut pacar. Hatinya mencelos. Ada rasa sakit yang tak terungkapkan. Namun, ia tetap berusaha tegar. 

"Ya, yang penting kamu bahagia," jawab Jerome dengan suara serak.

Hari terakhir magang, Jerome mengantar Aldi ke bandara. 

Mereka berjabat tangan dengan erat. Di balik senyumannya, Jerome menyembunyikan rasa kehilangan. 

Aldi berjalan memunggungi Jerome, begitupun Jerome, dia berbalik arah, lalu mengambil ponselnya.

"Aldi, hati-hati di jalan, aku sayang kamu," tulisnya, lalu berjalan cepat meninggalkan bandara.

Aldi menghentikan langkah karena ponselnya berbunyi, ia buka whatsapp dan membaca chat Jerome.

Ia terkejut, membalikkan badan, namun Jerome sudah tak terlihat. Sementara pesawatnya akan segera terbang.

B E R S A M B U N G

Posting Komentar untuk "Anak Magang yang Membuka Hati Jerme | Cerita Pelangi"