Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bartender itu Sangat Tampan | BL Story Indonesia


Suara dentingan es menghiasi bar kecil di sudut kota saat Adrian mulai meracik Virgin Mojito. 

Tangannya cekatan menyusun daun mint segar dalam gelas tinggi, menekan lembut dengan muddler agar aromanya keluar. 

Jus jeruk nipis ia tuangkan perlahan, disusul sirup gula dan es batu yang berderak saat menyentuh dasar gelas. 

Dengan ketenangan khas seorang bartender, Adrian mengisi sisa ruang dengan soda, membuat buih-buih kecil naik ke permukaan. 

Irisan jeruk nipis dan daun mint segar ia tambahkan sebagai hiasan. Sempurna.

“Untuk Doni,” ujarnya seraya meletakkan gelas di hadapan pria berkulit sawo matang yang duduk di bangku bar.

Doni tersenyum kecil. “Terima kasih, Adrian.”

Virgin Mojito adalah minuman favorit Doni. Tidak ada alkohol, hanya kesegaran mint dan jeruk nipis yang seolah mencerminkan kesejukannya. 

Doni memang tidak suka minuman beralkohol, tapi suka memperhatikan Adrian—bartender tampan dengan rambut hitam rapi dan badan atletis yang sering mencuri perhatian.

Di sela hiruk-pikuk bar, Doni kerap memperhatikan Adrian saat meracik minuman lain. 

Ada Whiskey Sour, koktail asam-manis dengan sentuhan busa lembut dari putih telur, dan Margarita, campuran tequila, triple sec, dan jeruk nipis dengan tepi gelas berlapis garam. 

Kadang, Adrian menyajikan Cosmopolitan, minuman merah muda elegan yang dibuat dari vodka, cranberry, dan jeruk nipis. 

Cara Adrian bergerak begitu anggun—menggoyangkan shaker, menuangkan dengan presisi, lalu menyajikan dengan senyum ramah.

“Lagi apa sih, Don? Kok bengong aja?” Adrian bertanya sambil mengelap gelas.

Doni tergagap. “Nggak apa-apa, cuma... ngeliatin kamu kerja aja. Keren.”

Adrian tertawa kecil. “Semua orang juga bisa kalau belajar.”

Hari-hari berlalu begitu saja. Doni datang, memesan Virgin Mojito, dan diam-diam menikmati kehadiran Adrian. 

Namun, suatu malam, suasana berubah. Bar lebih riuh dari biasanya. Adrian duduk di pojok, menatap tak percaya ketika Doni menuangkan Old Fashioned ke dalam gelas—minuman berbasis bourbon dengan sentuhan gula dan pahit. 

Doni meminumnya dalam tegukan panjang.

“Adrian?” panggil Doni pelan.

Adrian menatapnya, matanya sedikit sayu. “Hei, Don. Malam ini beda, ya? Tak memesan virgin mojito kayak biasanya.”

Tak lama, Doni bangkit dan berjalan terhuyung mendekati Adrian.

“Adrian, kamu tahu nggak? Aku suka kamu,” ujarnya tiba-tiba. “Cinta mati malah. Kamu spesial.”

Adrian terdiam, wajahnya memerah. Ia tahu ini bukan Doni yang ia kenal. Doni terlalu mabuk. 

“Adrian, kamu... sadar nggak sih? Aku sayang kamu,” ceracaunya.

Adrian hanya tertawa kecil lalu kembali ke bangku bar, Doni tertidur dengan kepala tertunduk.

Esoknya, Doni tak datang. Dua hari kemudian, bar kembali sepi ketika Doni akhirnya muncul. 

Dengan raut bersalah, ia duduk di hadapan Adrian yang sibuk mencuci gelas.

“Adrian, maaf ya soal malam itu. Aku mabuk, aku—aku nggak serius ngomong itu.”

Adrian menatapnya sejenak, lalu tersenyum samar. 

“Doni, santai aja. Itu udah biasa. Banyak yang bilang suka sama aku pas mabuk. Tapi itu cuma pengaruh alkohol.”

“Tapi aku...” Doni menggantung kalimatnya.

Adrian kembali menyusun gelas. 

“Yang penting, sekarang kita baik-baik aja. Kamu mau Virgin Mojito lagi?”

Doni tertawa kecil, lega. “Iya, satu lagi. Kayaknya cuma minuman itu yang bikin aku waras.”

Adrian mengangguk, kembali ke rutinitasnya, sementara Doni tersenyum kecil, tahu bahwa tak semuanya perlu dijelaskan. 

Kadang, perasaan cukup disimpan dalam-dalam, seperti daun mint yang hanya dilepaskan aromanya dengan lembut.

Posting Komentar untuk "Bartender itu Sangat Tampan | BL Story Indonesia"