Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Cinta Tiba-tiba | BL Story Indonesia


Konser intimate adalah momen yang berbeda. Tanpa ribuan lampu sorot dan kerumunan yang berteriak histeris, konser ini menawarkan kedekatan yang sulit dirasakan di panggung besar. 

Dengan hanya ratusan orang yang berkumpul dalam ruangan kecil, suasana terasa hangat, seperti bernyanyi bersama teman lama. 

Fery berdiri di tengah kerumunan itu, tangannya menggenggam tiket yang sudah lusuh karena lama dipegang. 

Ia tak pernah melewatkan konser semacam ini, apalagi jika penyanyi favoritnya tampil.

Suara akustik gitar mulai terdengar, dan suasana mendadak hening. Penyanyi itu menyapa dengan suara lembut, mengundang semua orang untuk bernyanyi bersama. 

Di sebelah Fery, seseorang ikut bernyanyi dengan nada yang nyaris sempurna. Fery menoleh, memperhatikan lelaki itu sejenak. 

Wajahnya tenang, matanya sesekali terpejam menikmati melodi.

“Lagu ini favorit gue juga,” bisik lelaki itu di sela lagu.

Fery tersenyum. “Gue juga. Dari album pertama, kan?”

Percakapan kecil itu terus berlanjut sepanjang konser. Mereka bernyanyi, sesekali saling melempar senyum. 

Rasanya seperti bertemu kawan lama, meskipun ini pertama kali mereka bertatap muka.

Setelah konser selesai, Fery keluar dengan hati ringan. Ia tak menyangka akan menemukan pengalaman sehangat ini di malam dingin akhir Desember. 

Di depan minimarket dekat venue, ia melihat lelaki tadi sedang duduk di tangga, memegang sebotol air mineral.

“Sendirian juga?” tanya Fery sambil mendekat.

Lelaki itu mengangguk. “Iya. Gue nggak terlalu suka konser besar, rame banget. Intimate gini lebih seru.”

“Gue juga. Oh iya, nama gue Fery.”

“Khilmi,” jawabnya sambil mengulurkan tangan.

Obrolan mereka mengalir santai. Dari musik favorit hingga rencana libur Natal dan Tahun Baru. 

Ternyata, Khilmi juga tak punya rencana besar, hanya ingin menikmati waktu libur tanpa gangguan.

“Kalau nggak ada rencana, mau main ke apart gue? Deket sini kok,” ajak Fery spontan.

Khilmi ragu sejenak, tapi akhirnya mengangguk. “Boleh juga.”

Di apartemen, mereka duduk di lantai sambil menikmati kopi instan. Obrolan yang semula ringan berubah menjadi lebih dalam. 

Mereka mulai membuka diri, berbagi cerita yang jarang diceritakan ke orang lain.

Fery tertawa kecil ketika Khilmi menceritakan pengalamannya menghadapi stigma sebagai bagian dari komunitas pelangi. 

“Gue juga ngerasain itu,” kata Fery.

Obrolan mereka semakin hangat. Fery merasa aneh, seperti semua hal yang Khilmi ceritakan cocok dengan dirinya. 

“Gue nggak nyangka, kita bener-bener nyambung. Kayaknya ini bukan kebetulan.”

Khilmi tersenyum tipis. “Gue juga ngerasa gitu.”

Malam itu menjadi momen yang tak terlupakan. Meski baru bertemu, mereka merasa seperti menemukan potongan yang hilang dalam hidup mereka. 

Keakraban yang mereka rasakan seperti harmoni yang terjalin sempurna.

Di kamar kecil itu, mereka saling menjamah, tidak hanya secara fisik tetapi juga emosional. 

Fery dan Khilmi tahu, ini mungkin awal dari sesuatu yang lebih besar. 

Sesuatu yang indah, meskipun dimulai dari pertemuan singkat di konser intimate.

Mereka saling menatap, tanpa perlu berkata-kata. Ada kehangatan yang berbicara lebih banyak daripada ribuan kalimat. 

Malam itu, mereka menyadari bahwa kebahagiaan kadang datang di saat yang paling tak terduga.

"Makasih ya," bisik Khilmi.

Fery tersenyum, pelukannya semakin erat menghangatkan tubuh Khilmi yang lebih slim darinya.

Posting Komentar untuk "Cinta Tiba-tiba | BL Story Indonesia"