Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kenapa Aku Harus Jadi Boti? | BL Story Indonesia


Rindu yang Tak Terbalas

Rury menatap layar komputer di mejanya, mencoba fokus pada laporan penjualan bulanan, tetapi pikirannya mengembara ke arah yang sama seperti setiap malam: Rudi. 

Pemuda itu baru sebulan bergabung di kantor pemasaran produk tempat Rury bekerja. 

Sebagai office boy, tugas Rudi tak lebih dari mengantarkan kopi, merapikan meja, dan mengganti dispenser. Namun, kehadirannya selalu mencuri perhatian.

Rury mendesah pelan. Diam-diam ia menyesal telah memilih jalan hidupnya sebagai seorang boti. 

Perasaan itu kerap menghantuinya—rindu akan pelukan yang nyata, bisikan lembut seorang top yang bisa membuatnya merasa aman. 

Dan kini, kehadiran Rudi seakan menjadi pusat dari semua harapannya yang dulu ia anggap mustahil.

Rudi berpostur tinggi, dengan tubuh atletis yang tampak sempurna bahkan saat mengenakan seragam OB sederhana. 

Manly, cool, dan seolah tak peduli pada dunia. Bagi Rury, Rudi adalah segalanya yang ia impikan dari seorang top. 

Setiap malam, ia membayangkan Rudi ada di kamarnya, mendekapnya erat sambil berbisik lembut, "Kamu capek ya? Sini aku entot."

Lalu Rury pasrah di atas ranjang sambil dijamah kontol Rudi yang keras berurat.

-00-

Rury sering memerhatikan Rudi diam-diam. Ada satu momen yang tak pernah ia lupakan—saat ia kebetulan masuk ke ruang ganti untuk mengambil dokumen yang tertinggal. 

Di sana, Rudi sedang mengganti baju setelah membantu memindahkan barang berat di gudang. 

Tubuh atletisnya tampak sempurna, dengan otot-otot yang terpahat rapi. Saat itu, Rury terpaku, dadanya berdebar kencang, dan pipinya memerah.

Namun, harapannya runtuh ketika ia melihat sebuah foto di ponsel Rudi beberapa hari kemudian. 

Foto seorang perempuan cantik yang tengah tersenyum di samping Rudi. 

Mereka terlihat mesra, dengan caption yang berbunyi, "Selalu bersamamu."

Rury hampir menangis. "Jadi dia straight?" gumamnya pelan. Hatinya terasa hancur.

Meski demikian, Rury tak mau menyerah begitu saja. Baginya, cinta adalah perjuangan, bahkan jika itu tampak mustahil. 

Ia mulai mencari-cari alasan untuk berbicara lebih sering dengan Rudi.

"Rudi, bisakah kamu bantu aku ambilkan dokumen di lantai dua?" Rury bertanya suatu sore.

"Tentu, Kak Rury," jawab Rudi dengan senyum hangatnya yang membuat Rury semakin lemah.

Perhatian kecil seperti itu membuat Rury semakin yakin bahwa Rudi adalah sosok yang pantas ia perjuangkan. 

Rudi kerap menawarkan bantuan tanpa diminta—membawakan kopi saat Rury terlihat lelah, atau bahkan sekadar memastikan ruangannya selalu rapi.

Namun, malam itu, saat Rury tengah melamun tentang harapan yang perlahan tumbuh, kenyataan menghantamnya dengan keras. 

Rudi berbicara dengan rekan kerja lain, mengungkapkan rencananya melamar pacarnya di akhir tahun.

Hati Rury remuk seketika. Tapi ia tahu, cinta tak bisa dipaksakan. 

Dalam keheningan kamarnya malam itu, ia berkata pada dirinya sendiri, "Mungkin aku harus belajar mencintai diriku sendiri dulu, sebelum mengharapkan cinta dari orang lain."

Esoknya, Rury berusaha tersenyum lebih lebar, meski hatinya masih terasa kosong. 

Ia tahu, perjalanan hidupnya masih panjang, dan siapa tahu, di ujung jalan nanti, ia akan menemukan top yang benar-benar untuknya.

Posting Komentar untuk "Kenapa Aku Harus Jadi Boti? | BL Story Indonesia"