Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kita Tak Akan Sekamar Lagi, ³nt⁰t Aku Malam ini | BL Story Indonesia



Matahari mulai tenggelam di balik jendela asrama, memantulkan warna oranye keemasan yang hangat. 

Namun, suasana di dalam kamar itu justru jauh dari hangat. Pandu duduk di ranjang bawah, buku di tangannya terbuka tapi pikirannya tidak ada di sana. 

Sementara itu, Rafli berdiri di dekat meja kecil yang memisahkan mereka, napasnya berat, matanya memerah, jelas menahan sesuatu yang ingin meledak.

“Jadi ini keputusan kamu?” Rafli akhirnya memecah kesunyian. 

Suaranya bergetar, setengah marah, setengah terluka. “Kamu ninggalin aku di sini, Pan? Setelah semua janji kita?”

Pandu menutup bukunya perlahan dan meletakkannya di meja. Dia menarik napas panjang sebelum menjawab, 

“Raf, aku nggak punya pilihan. Orang tua aku yang mutusin. Aku cuma bisa ikut.”

“Tapi kamu nggak berusaha nolak!” Rafli membanting tangannya ke meja, menyebabkan buku itu sedikit terloncat. 

“Kamu bilang kita akan bareng sampai lulus, Pan. Kamu sendiri yang bilang, bukan aku!”

Pandu menatapnya, matanya tajam. 

“Jangan berlebihan, Raf. Aku pindah asrama, bukan pindah kota. Kita masih bisa ketemu.”

Rafli tersentak, kata-kata itu terasa dingin. 

“Nggak akan sama, Pan! Siapa yang bakal bangunin aku kalau aku kesiangan? Siapa yang bakal bantu aku ngerjain tugas? Siapa yang bakal temenin aku pas malam-malam kayak gini?” Suaranya semakin meninggi, penuh emosi yang tak terbendung.

Pandu berdiri dari tempat duduknya, tubuhnya lebih tegap, mencoba menunjukkan ketegasan. 

“Ini bukan cuma soal kamu, Raf! Aku juga punya hidup sendiri yang harus aku jalani. Aku nggak bisa terus-terusan mikirin semuanya tentang kita!”

Rafli terdiam sesaat, kata-kata itu seperti tamparan keras baginya. 

Dia mengalihkan pandangan, menahan air mata yang mulai menggenang. 

“Jadi hidup kamu sendiri, ya?” gumamnya pelan. “Oke, aku ngerti. Aku cuma bagian kecil dari hidup kamu. Sekarang udah nggak penting lagi, kan?”

Pandu membuka mulutnya, ingin menyangkal, tetapi melihat mata Rafli yang mulai basah, ia terhenti. 

Rafli membalikkan tubuhnya, bersiap meninggalkan kamar, tetapi Pandu dengan cepat memegang lengannya. “Raf, jangan kayak gini.”

“Lepasin, Pan!” Rafli meronta. “Aku benci kamu! Kamu cuma mikirin diri sendiri!”

Pandu tidak melepaskannya. Dengan satu tarikan napas panjang, dia menarik Rafli ke dalam pelukannya. 

“Raf, kamu nggak benci aku. Kamu cuma takut kehilangan,” bisiknya, suaranya pelan namun penuh kehangatan. 

“Aku juga nggak mau ini terjadi. Kamu pikir aku nggak sedih? Tapi aku harus jalani ini.”

Rafli meronta sebentar, tetapi kemudian melemah. Isakannya pelan terdengar di dada Pandu. 

“Aku nggak bisa sendiri, Pan,” katanya lirih.

“Kamu nggak sendiri,” balas Pandu. 

“Kamu kuat, Raf. Lebih kuat dari yang kamu kira. Aku nggak akan ninggalin kamu sepenuhnya. Kita tetap tim, meskipun kita nggak sekamar lagi.”

Rafli tidak menjawab. Dia hanya terisak di pelukan Pandu, bahunya bergetar. 

Di dalam hati, dia tahu Pandu benar, tetapi sulit baginya menerima kenyataan ini.

Perasaan takut kehilangan dan sendirian begitu besar, hampir menelan dirinya.

“Kita bakal tetap temenan, Raf. Sampai kapan pun,” ujar Pandu, suaranya mantap. 

“Ini cuma soal jarak. Kita masih bisa saling dukung.”

Malam itu, di dalam kamar yang temaram, mereka berdamai dengan kenyataan. 

Meskipun pahit, janji mereka tetap ada—bahwa tidak ada jarak yang benar-benar bisa memisahkan mereka, kecuali mereka berhenti percaya pada janji itu.

"Entot aku Pan," pinta Rafli beringas.

Pandu menghelas nafas, dia tahu suasana ini tak bisa dijelaskan, Pandu memenuhi permintaan Rafli.

Rafli mendesah digenjot Pandu dengan gaya doggy, di depan jendela asrama, tubuh mereka basah oleh keringat.

Lalu di atas lantai, Pandu menyetubuhi Rafli, durasi panjang hingga tengah malam.

Tubuh mereka menyatu, tanpa sehelai kain, telanjang tanpa ada yang ditutupi.

Posting Komentar untuk "Kita Tak Akan Sekamar Lagi, ³nt⁰t Aku Malam ini | BL Story Indonesia"