Bisakah Aku Memeluk Tubuh Indahmu?
Apartemen Yon terkesan simpel namun elegan. Dinding-dindingnya dipenuhi dengan karya seni yang terlihat mahal, ada beberapa lukisan abstrak yang mencuri perhatian.
Lantai kayu yang mengkilap membuat ruangan terasa hangat meski di luar hujan gerimis.
Di ruang tamu, sofa besar yang menghadap ke televisi terletak rapi, sementara meja kopi yang terbuat dari kaca transparan memantulkan cahaya lampu dengan lembut.
Yon sedang berada di dapur, sibuk menyiapkan kopi hangat, sementara aku duduk di sofa, menatap ke luar jendela. Hujan semakin deras, seakan menjadi latar sempurna untuk melanjutkan pembahasan tentang project yang sedang kami kerjakan.
Kami sering bekerja di sini, tak jarang waktu berlalu tanpa terasa, terkadang dengan sedikit canda, kadang serius hingga larut malam.
Ketika Yon keluar dari kamar mandi, tubuhnya setengah basah, hanya mengenakan handuk di pinggang, aku hanya melirik sebentar, tidak ada yang aneh.
Begitulah keadaannya, dia selalu tampil seperti itu, santai dan nyaman. Tetapi kali ini, aku merasakan ada yang berbeda.
Sesuatu yang membuat dadaku terasa sesak. Keinginanku untuk memeluknya, hanya sekadar merasakan tubuhnya yang sempurna itu, datang begitu saja.
Keinginan yang tak terucap, bahkan hanya dalam diam.
Aku mencoba menenangkan diri, berusaha kembali fokus pada laptop yang ada di depanku.
Namun, bayangan tubuh Yon yang masih setengah basah, kulitnya yang tampak terperinci dengan otot-otot yang terbentuk sempurna, terus mengganggu pikiranku.
Ada sesuatu yang tidak bisa aku jelaskan. Itu bukan hanya tentang fisik, bukan hanya tentang bagaimana dia terlihat, tapi tentang bagaimana perasaan ini tumbuh begitu saja, begitu nyata.
Yon duduk di seberangku, mengenakan singlet hitam yang biasa dia pakai saat di rumah. Dia membahas beberapa detail teknis tentang project yang sedang kami kerjakan, namun aku hanya bisa mendengar sebagian darinya.
Mataku kembali teralihkan, kali ini pada tatapan matanya yang tajam, yang seakan bisa menembus pikiranku.
Kenapa aku merasa seperti ini? Perasaan yang begitu asing dan membingungkan.
Aku mencoba menyembunyikan perasaan itu, berusaha seolah-olah tidak ada yang berbeda. Namun, perasaan itu terus tumbuh, semakin kuat.
Keinginan untuk mendekat, untuk merasakan kehangatan tubuhnya, untuk merasakan pelukan yang entah bagaimana terasa begitu manis di pikiranku.
"Sudah selesai?" Yon tiba-tiba bertanya, membuyarkan lamunanku.
Aku mengangguk, berusaha tersenyum meski hatiku terasa kosong.
"Iya, hampir. Kita tinggal finalize saja nanti."
Dia tersenyum, dan untuk sesaat aku melihat secercah kebahagiaan di matanya, seolah dia tahu ada yang berbeda dalam diriku.
Namun, dia tidak mengatakan apa-apa. Mungkin dia juga merasakannya. Atau mungkin hanya aku yang merasa seperti ini.
Hujan di luar semakin deras, dan aku merasa dingin menyelusup ke dalam hati.
BL Story Indonesia
Posting Komentar untuk "Bisakah Aku Memeluk Tubuh Indahmu?"