Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Suami Kakakku


Liburan kuliah kali ini, aku memutuskan untuk berkunjung ke Sukabumi. Aku menginap di rumah kakakku yang tinggal bersama suaminya, pasangan muda yang masih belum dikaruniai anak. 

Aku cukup dekat dengan kakakku, tapi hubungan dengan suami kakakku, yang aku panggil Kak Ibel, terasa sedikit berbeda.

Kakakku bekerja pagi, sedangkan Kak Ibel bekerja sore. Jadi, kebanyakan waktu pagi aku habiskan bersamanya. 

Kami sering duduk di teras rumah, sambil ngopi dan rokokan bareng. Kak Ibel memang punya kebiasaan sederhana, cuma mengenakan sarung, tapi dia terlihat gagah, dengan postur tubuh yang tegap khas pria Jawa.

Tak pernah bosan menatap kak Ibel, meski badannya tak seatletis anak-anak gym, namun cukup menarik berpadu dengan wajahnya yang manis.

Apalagi pas dia ngangkat lengan dan keliatan ketiaknya, tiba-tiba kontolku ngaceng. Njiirr...


Kecakapan dan cara dia bicara juga sangat menyenangkan, tak ada yang terasa kaku saat ngobrol dengannya. 

Bahkan, obrolan kami bisa berlanjut tanpa henti, dari topik ringan tentang cuaca sampai hal-hal yang lebih dalam tentang kehidupan dan filosofi.

Aku merasa nyaman dengan obrolan-obrolan itu, meskipun aku kadang tidak terlalu paham soal topik-topik yang dibahasnya. 

Entah kenapa, ada sisi dari Kak Ibel yang membuatku merasa aman, seperti dia bisa menjadi teman yang baik dalam keadaan apapun.

Suatu pagi, saat kami duduk di luar rumah, aku menyadari betapa tenangnya suasana di Sukabumi ini. 

Udara pagi yang segar, suara ayam berkokok di kejauhan, dan angin sepoi-sepoi yang menyejukkan. Semuanya terasa pas, apalagi ditambah dengan ngobrol santai bersama Kak Ibel. 

Rasanya seperti tidak ada hal lain yang lebih menyenangkan.

Hari-hari berlalu begitu cepat. Kakakku mulai sibuk dengan pekerjaannya, sementara aku dan Kak Ibel tetap melanjutkan rutinitas pagi kami, ngopi sambil ngobrol tentang berbagai hal. 

Ada kalanya kami bicara hal-hal sepele, tapi tak jarang juga kami membahas mimpi dan rencana masa depan. 

Aku merasa kak Ibel adalah sosok yang bisa dipercaya, seperti dia sudah mengetahui banyak hal tentang hidup, dan dia bisa berbagi dengan cara yang membuat aku merasa dipahami.



Saat liburan hampir berakhir, perasaan aneh muncul dalam diriku. Aku merasa ragu untuk kembali ke rutinitasku, ke kehidupan yang serba cepat dan penuh tekanan di kota. 

Rasanya, aku ingin terus berada di sini, menikmati waktu yang sederhana ini, terutama saat pagi datang dan aku bisa ngobrol lagi dengan Kak Ibel.

Saat akhirnya aku harus pulang, perasaan itu semakin kuat. Aku ingin kembali lagi ke Sukabumi, kembali duduk di teras rumah mereka, kembali ngopi bareng Kak Ibel. 

Tapi aku tahu, mungkin liburan berikutnya akan lebih lama, atau mungkin tidak sama sekali. Namun, satu hal yang pasti—kenangan obrolan pagi itu akan selalu ada di hatiku.


BL Story Indonesia



Posting Komentar untuk "Suami Kakakku"